ERP : Apa itu ERP

ERP adalah software. Bisa berjalan sebagai aplikasi desktop, bisa juga sebagai webapps (aplikasi web), dan biasanya punya aplikasi mobile...

Friday, November 08, 2013

Jakarta International Conference of Muslim Intellectuals (JICMI) 2013


Bulan depan tepatnya tanggal 14-15 Desember 2013, kalangan intelektual akan di dunia akan berkumpul dalam sebuah acara di Jakarta dengan Nama acara JICMI. Tujuannya utamanya adalah membahas berbagai krisis yang sedang menimpa negeri islam di seluruh dunia dan membangun jaringan intelektual dari berbagai institusi untuk membangun kembali peradaban islam.

Latar Belakang

Dalam kurun satu dasawarsa terakhir politik dan ekonomi dunia mengalami turbulensi.  Krisis hipotek perumahan di Amerika Serikat telah berlangsung berlarut-larut dan berkembang menjadi krisis finansial global yang meruntuhkan korporasi-korporasi raksasa dunia.  Kondisi ini disusul oleh krisis utang sejumlah negara di Eropa. Tingginya rasio utang terhadap GDP (Per 2010, Yunani 142,8%, Italia 119%, dan Irlandia 96,2%) mengakibatkan negara-negara tersebut terancam bangkrut. Mereka mencoba membayar utang dengan menerbitkan utang baru, namun kepercayaan investor melemah sehingga biaya (bunga) untuk menerbitkan utang baru pun semakin mahal. Dampak turunannya, pengangguran meningkat dan pertumbuhan ekonomi di negara-negara tersebut merosot. Berbagai upaya telah dilakukan namun pemulihan ekonomi yang diharapkan tak kunjung terjadi.  Semua ini menunjukan bahwa kapitalisme global sedang menuju keruntuhannya.

Di kala Amerika dan Eropa tengah mengalami kemerosotan, China nampak bangkit untuk mengambil peran lebih besar dalam ekonomi dunia dengan mempertahankan pertumbuhan di atas 8 persen setiap tahun.  Lalu, dimana kah posisi negeri-negeri muslim saat ini dalam konstelasi politik dan ekonomi dunia?

Di saat yang sama, negeri-negeri muslim di Timur Tengah mengalami perubahan politik besar-besaran.  Arab spring telah menumbangkan para diktator di negara-negara tersebut secara bergelombang, dimulai dari Tunisia, menjalar ke Yaman, Libya, Mesir, hingga Syiria. Ini merupakan sebuah awal yang baik bagi munculnya sebuah harapan di negeri-negeri tersebut.  Namun hingga saat ini belum terlihat jelas ke arah manakah perubahan tadi berjalan.  Apakah revolusi arab hanya menjadi momen untuk mengganti rezim atau kah diikuti oleh perubahan sistem yang memberi perhatian memadai terhadap kedaulatan ekonomi dan militer? Peristiwa kudeta militer atas pemerintahan baru di Mesir baru-baru ini menunjukkan bahwa demokrasi sebagai hasil revolusi tidak efektif mewujudkan perubahan sistemik di negara tersebut.

Sementara itu, indonesia sendiri sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia masih terbelit dengan persoalan ekonomi. Meskipun negeri ini tumbuh 6.3 persen setahun dengan GDP terbesar di kawasan asia tenggara namun demikian kesenjangan dalam distribusi kesejahteraan yang terjadi saat ini mencapai rekor tertinggi dalam satu dasawarsa terakhir.  Bila tak ada perubahan signifikan dalam arah politik dan ekonomi, kondisi ini dapat menjadi sebuah bom waktu di masa datang mengingat tanda-tanda ke arah sana telah terlihat, diantaranya adalah lonjakan angka kriminalitas dan konflik sosial.

Dalam konstelasi politik dan ekonomi dunia yang demikian, diskusi mengenai sistem dan peradaban alternatif untuk menggantikan kapitalisme global yang tengah runtuh menemukan relevansinya. Perubahan yang terjadi dibanyak negara, khususnya di negeri-negeri muslim telah memberi peluang bagi munculnya sistem peradaban baru. Khilafah Islam pun mengemuka menjadi sebuah model negara yang patut diperhitungkan sebagai sebuah jalan keluar bagi ruwetnya persoalan di negeri-negeri muslim. Secara historis maupun empris model negara ini pernah ada dan telah terbukti mengantarkan umat islam meraih predikat umat terbaik yang mengukir peradaban emas dalam sejarah umat manusia.

Sebagai sebuah entitas pemikiran yang mengemban tanggung jawab dakwah, Hizbut tahrir Indonesia menganggap penting dan strategis upaya untuk mengelaborasi solusi bagi berbagai persoalan yang dihadapi negeri-negeri muslim di tengah perubahan konstelasi politik dan ekonomi global. Oleh karena itu, HTI mengambil inisiatif untuk memfasilitasi sebuah konferensi internasional yang melibatkan intelektual muslim, baik dalam maupun luar negeri untuk mendiskusikan isu-isu tersebut serta merumuskan peran dan tanggung jawab intelektual muslim dalam mewujudkan kembali peradaban Islam.

Tujuan

Konferensi ini bertujuan untuk

Mendiskusikan ide dan solusi bagi persoalan yang dihadapi oleh negeri-negeri muslim serta peran yang dapat diambil oleh intelektual muslim dalam membangun kembali peradaban Islam di tengah perubahan konstelasi politik ekonomi dunia
Membangun jejaring antar intelektual muslim di berbagai institusi baik organisasi dakwah, perguruan tinggi, lembaga riset dan media masa dalam mewujudkan kembali peradaban Islam.
Tema

“The end of capitalism and the prospects of Islamic civilization under Khilafah”

Waktu dan Tempat

Hari pertama konferensi dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Desember 2013 di Wisma Makara Universitas Indonesia, Depok.

Sedangkan Hari kedua dilaksanakan pada hari Ahad, 15 Desember 2013 di Convention Hall SMESCO, Jl. Gatot Subroto Kav. 94 Jakarta Selatan.

Pembicara
Jamal D. Harwood adalah Analis Ekonomi yang memiliki pengalaman selama 25 tahun bekerja di sektor keuangan (JP Morgan dan Credit Suisse) dan sebagai konsultan manajemen. Saat ini beliau mengajar mengenai Keuangan (program MBA) di University of Wales, Inggris. Beliau telah banyak berbicara mengenai isu-isu ekonomi, hubungan internasional, politik dan Islam. Beliau pernah menjadi pembicara di Oxford Union pada tahun 2007 dan konferensi tentang krisis keuangan internasional di Khartoum, Sudan pada tahun 2009 dan di Beirut, Lebanon pada akhir tahun yang sama. Beliau telah terlibat dalam diskusi publik dan dialog dengan mantan Kanselir Norman Lamont, Jaksa Agung Inggris Dominic Greive MP, Jim O’Neill (Direktur Goldman Sachs Asset Management),  Peter Rodman (mantan Asisten Menteri Pertahanan Inggris), Matt Frei (sebelumnya bekerja di BBC dan saat ini bekerja di Channel 4 News),  David Smith (Editor Ekonomi dari The Sunday Times) dan kolumnis AS Jonah Goldberg. Tulisan beliau telah dimuat di majalah Time dan sering menjadi komentator mengenai krisis keuangan global di berbagai media Inggris. Beliau juga sering berbicara mengenai harga minyak dan masalah energi serta tampil dalam acara tetap di Islam Channel dan Press TV Inggris.

Dr. Reza Pankhurst adalah seorang cendekiawan politik dan sejarawan, dengan spesialisasi Timur Tengah dan gerakan-gerakan Islam. Beliau sebelumnya adalah seorang tahanan politik pada rezim Mubarak karena keanggotaannya dalam Hizbut Tahrir. Kasusnya diadopsi oleh Amnesty International dan dibahas secara luas di media. Beliau dibebaskan pada bulan Maret 2006, dan sekembalinya ke Inggris memasuki dunia akademis. Pada tahun 2007, dia menyelesaikan gelar Master dalam bidang Sejarah Hubungan Internasional dengan nilai sangat memuaskan di London School of  Economics. Beliau mendapat gelar PhD dari London School of Economics dan Political  Science pada tahun 2011.  Buku beliau yang monumental yaitu The Inevitable Caliphate diterbitkan pada bulan Juni, 2013 oleh Hurst & Oxford University Press.

Prof. Dr.-Ing. H. Fahmi Amhar Professor Riset bidang Sistem Informasi Spasial di Badan Koordinasi Survei & Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), yang sekarang bernama Badan Informasi Geospasial (BIG).  Fahmi tercatat sebagai professor riset termuda yang pernah dikukuhkan di Indonesia. Fahmi sudah melanglang ke 34 provinsi di Indonesia dan ke 35 negara di 5 benua, dan mempublikasikan tidak kurang dari 10 buku, 100 tulisan ilmiah, 300 tulisan populer, beberapa DVD dan sejumlah software.  Tulisan-tulisan ilmiahnya fokus pada hasil penelitiannya dan pengalamannya dalam mensukseskan berbagai pekerjaan besar seputar informasi spasial dan mencakup berbagai jenis persoalan, seperti standardisasi & otomatisasi pemetaan digital, citra satelit penginderaan jauh, astronomi-geodesy, penataan ruang, manajemen bencana, penegasan batas, ekonomi spasial, perundang-undangan geospasial hingga riset dan inovasi spasial. Fahmi juga mengajar sebagai dosen luar biasa di berbagai kampus, seperti Universitas Paramadina, Universitas Muhammadiyah, Institut Pertanian Bogor, Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Universitas Diponegoro, Universitas Pertahanan dan kini sedang membangun lembaga training TSQ – Technoscience Spirituality Quotient, sebuah training untuk melejitkan kreativitias ilmiah berbasis spiritual.

Dr. Muhammad Rahmat Kurnia adalah Doktor bidang Biostatistic & Aquatic Modelling dan saat ini menjadi Dosen di Institut Pertanian Bogor. Beliau mengajar S1 di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, mengajar pascasarjana S2 dan S3 di program studi (PS) Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan, PS Pengelolaan Sumberdaya Perairan, dan PS Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan.  Beberapa buku karya beliau diantaranya: 1. Perancangan Percobaan, 2. Pemodelan Ekosistem dan Sumberdaya Perairan, 3. Analisis Multifaktor untuk Pengelolaan Perairan. Beliau juga menulis di beberapa Jurnal.  Beliau belajar Islam di Pesantren Al Mishbah Bandung dan Pesantren Al-Azhhar Bogor. Beliau menulis beberapa buku Islam diantaranya : Menjadi Pembela Islam; Mereformasi Diri dengan Tauhid; Kritik Ringkas Islam Liberal; Prinsip-Prinsip Memahami Al Quran dan Hadits; Menjadi Politisi Transformatif; Meraih Kemenangan Ramadhan; Renungan Kehidupan; Berpikir Dewasa; Memekarkan Kemesraan Keluarga; Meraih Kekhusyuan Shalat; dan Fikih Cinta. Posisi di Hizbut Tahrir Indonesia sebagai anggota Dewan Pimpinan Pusat HTI dan sebagai Ketua Lajnah Fa’aliyah DPP HTI.

Dwi Condro Triono, PhD adalah pakar ekonomi Islam dan saat ini sebagai dosen Ekonomi Islam di program doktoral Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalidjaga, Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Hamfara Yogyakarta dan dosen S1 di IAIN Surakarta. Beliau memperoleh gelas Ph.D Ekonomi Islam di Universitas Kebangsaan Malaysia. Beliau belajar Islam di Pesantren Darul Ulum Rembang dan Pesantren Al Muhsin Krapyak Yogyakarta. Beliau pernah menjadi pengurus MUI Yogyakarta, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pelajar Islam Indonesia (PII) dan ketua Senat Mahasiwa Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Beliau sering berbicara tentang ekonomi Islam di Indonesia, Malaysia, Australia, Jepang dan Jerman. Beliau menulis dua buku ekonomi syariah yaitu Ekonomi Islam versus Ekonomi Kapitalis dan Ekonomi Islam Mazhab Hamfara. Beliau saat ini menjadi salah satu anggota Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hizbut Tahrir Indonesia dan sebagai ketua Lajnah Khusus Intelektual (LKI) DPP HTI.

Ikuti perkembangan berita selanjutnya di situs ini..

No comments:

My Blog Stats