ERP : Apa itu ERP

ERP adalah software. Bisa berjalan sebagai aplikasi desktop, bisa juga sebagai webapps (aplikasi web), dan biasanya punya aplikasi mobile...

Thursday, July 03, 2014

Mengapa No 2 Dan Bukan No 1

Kenapa saya memilih Jokowi - JK ?

1. Pasangan Yang berbeda Untuk Indonesia

Hampir seluruh pasangan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia dari pertama sampai sekarang adalah Jokowi dan JK adalah anti tesa dari Pasangan sebelumnya. Kemudian kenapa saya memilih, karena di setiap masa Presiden sebelumnya masalahnya sama yaitu birokrasi berbelit, semua kebijakan top-down tidak berpihak ke rakyat kecil, pejabat dan kaum borju semakin kaya dan aman tapi berbalik nasibnya untuk masyarakat kecil yang semakin tertekan , presiden dan cenderung semua pejabat dulu sampai sekarang semua memiliki fasilitas berlebihan , semua sifat yang saya benci ada pada mereka semua. Saya memilih Jokowi dan JK karena mereka berdua berbeda dengan semua patron presiden, wapres, dan pejabat menteri terdahulu. Dan karena mereka berawal dari orang biasa dan ketika menjadi pejabat juga tidak berubah, maka saya meyakinkan diri saya dan Anda yang belum memilih, untuk memilih No 2 Jokowi-JK untuk Indonesia yang bersahabat dengan rakyat kecil, bermanfaat, tidak punya masalah dalam hidupnya , sederhana sehingga saya tidak khawatir akan terlibat korupsi dan masalah haram lainnya.

2. Civil vs Militer

Saya (pribadi) sejak dahulu tidak terlalu suka dengan orang militer. Jujur, militer tidak bakalan cocok memimpin masyarakat dan struktur sipil. Militer disediakan oleh undang2 sejak awal sebagai fasilitas bela negara. Ujung2 nya perang, fisik. Dalam setiap pelatihan pun pasti minimal 50:50 fisik dan mental, apa teori berfikir civilian bisa valid dari sini ? . Oleh karena itu saya menghormati militer untuk di area mereka sendiri, kembali ke khittah nya saja biar kita tidak sering melihat kekerasan. Ingat didalam Islam kekerasan hanya berlaku untuk musuh agama, dan musuh agama yang telah datang mengintimidasi sampai ke "dalam pekarangan rumah kita". Jokowi JK bukan militer, jadi sikap militansi buruk atau baik pasti sulit kita temukan pada keduanya. Karena pendekatannya civilian, maka besar harapan saya (dan mudah mudahan Anda) kita tidak akan menemukan pendekatan fisik, pemikiran militansi dalam semua masalah yang akan kita hadapi bersama nantinya. Semua solusi akan berbasis sipil. Kecuali tentunya menghadapi ancaman musuh negara dan musuh agama, maka peran militer bisa kita "panggil" kembali.

3. Latar Belakang

Dengan berlatar belakang pengusaha, yang berarti mengerti tingkat kesulitan level masyarakat mayoritas, maka kita boleh berharap pasangan Jokowi JK akan lebih mudah meresapi kesulitan dan kepentingan rakyat. Saat itu terjadi maka akan jauh lebih mudah memberikan jalan keluar dari hal tersebut dengan terlebih dahulu pasangan ini sudah tahu masalah2 tersebut.Jokowi dan JK memulai usaha dan masih eksis sampai sekarang. Catatan tersedniri untuk bapak Jusuf Kalla, bahwa usaha beliau sudah multi bisnis mulai yang "true business" sampai ke pendidikan dan yayasan sosial sudah berjalan lebih dari 60 tahun, dengan landasan syariat agama Islam yang beliau peluk , dan bahkan didalam Buku kesepakatan Kerja antara perusahaan beliau dengan karyawan secara eksplicit disebutkan bahwa landasan bekerja kami adalah aturan agama yang kental. Ini sekaligus jawaban atas banyaknya kampanye negatid pihak2 yang mempertanyakan niat pasangan No 2 ini, seperti kolom agama dalam KTP, mengangkat menteri Agama dari golongan Islam minoritas, saya yakin ini tidak akan terjadi.

4. Team Yang Mendukung

Saya adalah pecandu intelegensia. Boleh dikatakan bahwa salah satu hal yang membuat adrenalin saya berkobar adalah saat mengetahui ada orang berbicara di depan saya dan dia lebih pintar/cerdas dari saya. Kecerdasan bukan cuman masalah IQ (sorry bukan black campaign yah) , kecerdasan itu terdiri dari IQ, EQ dan SQ . Tidak perlu lagi saya jelaskan, akan tetapi sosok Jokowi dan JK adalah sosok yang mumpuni kecerdasannya, pun mereka yang berada di belakan pasangan ini. Sebut saja, Anis Baswedan, Dahlan Iskan, Ibu Khofifah Indar Parawansa, Nusron Wahid (Ketua Anshor) , Ganjar Pranowo, mereka adalah orang2 yang cerdas bahkan sebelum merka terjun ke partai Politik (yang biasanya bikin orang jadi oon heheh) . Coba tengok ke sebelah, ada kualitas ini tidak ? Bukankah mereka di sebelah itu hanya terkenal karna kasus saja ? Terkenal karena iklan saja, terkenal karena jadi timses saja ?

Dan karena Nobody is Perfect, maka pendukung ini harus kita lihat juga, karena tidak mungkin hanya Jokowi JK berdua yang akan mengurusi bangsa ini selanjutnya (Insya Allah) tapi as a team. So, mengapa saya memilih No 2 Jokowi JK ? Salah satunya adalah orang yang terlibat dibelakang mereka.

5. Karena Saya Tidak Memilih No. 1

Tidaklah adil sepertinya kalau saya hanya memberikan argumen mengapa saya memilih No.2 tanpa saya tidak berargumen mengapa saya tidak memilih no.1. Insya Allah ini bukan gibah, kata teman2 pendukung No 1 mereka tidak ber-gibah melainkan memberikan pencerahan dan panduan agar tidak berbuat kesalahan tanggal 9 Juli minggu depan.

Baiklah ini pencerahannya :

1. No.1, mengusung kandidat Presiden yang berlatar belakang militer dan secara konstitusi militer punya masalah dengan HAM. Anda boleh berteriak, mencaci, atau pun berkelit memberikan dokumen, tapi apapun itu, adalah konstitusi militer Indonesia sendiri dengan sepengetahuan Presiden aktif yang mengeluarkan Surat Pengunduran/Penon-Aktifan (whatever) terkait SubOrdinate Action tersebut. Saya tidak mungkin memilih presiden dengan latyar seperti ini .

2. Saya tidak suka (pribadi nih) pemimpin yang berbicara besar, seperti teriak bentak-membentak. So saya tidak memilih “dia”. Most genius man ever was a silence man.

3. Ca-Wapres yang diusung orangnya cerdas, tapi tidak konsisten. Bicara mengenai hukun, bisa dengan lantang “ Jangan tajam kebawah tumpul keatas “ tapi tersandung hal sama di keluarganya. Bagaimana saya bisa memberikan amanah ke orang ini ?

4. Dalam debat Pasangan no1 ini selalu berbicara masalah global masalah ide, tapi tidak pernah bicara solusi langsung. Berarti memang mereka berfikir besar. Akan tetapi dengan berfikir besar, maka yang akan menjalankan practical solution nantinya adalah team nya .. nah lo …. team mereka sayangnya adalah sekelompok praktisi politik dengan gerbong partai yang punya kepentingan “bersama”. Sebut saja, hampir sebagian besar terkait dengan KPK, hampir semua punya permasalahan yang sama terhadap hukum, dan mostly bagi saya mereka memilih No 1 hanya karena kepentingan pribadi dan politik. Mereka adalah kumpulan pejabat dan politikus bergaya sama dengan kata2 saya diawal tulisan ini. Jadi pasti saya tidak ikut lah dengan No 1 ini.

5. Para timses mereka di dunia maya hanya mengangkat negatif dan black campaign. Tidak creative, bahkan sayangnya membawa-bawa agama, Tuhan dan segala atribut religius untuk mengangkat derajat kelompoknya dan menistakan lawan politik. Ini yang membuat saya ill-feel dan muak.

Jadi, tentukan pilihan Anda, Saya Sudah, dan Saya Pilih Jokowi – JK , No 2 untuk Indonesia Hebat dan bermartabat !

Razmal Djamal

My Blog Stats