Kenapa saya memilih Jokowi - JK ?
1. Pasangan Yang berbeda Untuk Indonesia
Hampir seluruh pasangan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia dari
pertama sampai sekarang adalah Jokowi dan JK adalah anti tesa dari
Pasangan sebelumnya. Kemudian kenapa saya memilih, karena di setiap masa
Presiden sebelumnya masalahnya sama yaitu birokrasi berbelit, semua
kebijakan top-down tidak berpihak ke rakyat kecil,
pejabat dan kaum borju semakin kaya dan aman tapi berbalik nasibnya
untuk masyarakat kecil yang semakin tertekan , presiden dan cenderung
semua pejabat dulu sampai sekarang semua memiliki fasilitas berlebihan ,
semua sifat yang saya benci ada pada mereka semua. Saya memilih Jokowi
dan JK karena mereka berdua berbeda dengan semua patron presiden,
wapres, dan pejabat menteri terdahulu. Dan karena mereka berawal dari
orang biasa dan ketika menjadi pejabat juga tidak berubah, maka saya
meyakinkan diri saya dan Anda yang belum memilih, untuk memilih No 2
Jokowi-JK untuk Indonesia yang bersahabat dengan rakyat kecil,
bermanfaat, tidak punya masalah dalam hidupnya , sederhana sehingga saya
tidak khawatir akan terlibat korupsi dan masalah haram lainnya.
2. Civil vs Militer
Saya (pribadi) sejak dahulu tidak terlalu suka dengan orang militer.
Jujur, militer tidak bakalan cocok memimpin masyarakat dan struktur
sipil. Militer disediakan oleh undang2 sejak awal sebagai fasilitas bela
negara. Ujung2 nya perang, fisik. Dalam setiap pelatihan pun pasti
minimal 50:50 fisik dan mental, apa teori berfikir civilian bisa valid
dari sini ? . Oleh karena itu saya menghormati militer untuk di area
mereka sendiri, kembali ke khittah nya saja biar kita tidak sering
melihat kekerasan. Ingat didalam Islam kekerasan hanya berlaku untuk
musuh agama, dan musuh agama yang telah datang mengintimidasi sampai ke
"dalam pekarangan rumah kita". Jokowi JK bukan militer, jadi sikap
militansi buruk atau baik pasti sulit kita temukan pada keduanya. Karena
pendekatannya civilian, maka besar harapan saya (dan mudah mudahan
Anda) kita tidak akan menemukan pendekatan fisik, pemikiran militansi
dalam semua masalah yang akan kita hadapi bersama nantinya. Semua solusi
akan berbasis sipil. Kecuali tentunya menghadapi ancaman musuh negara
dan musuh agama, maka peran militer bisa kita "panggil" kembali.
3. Latar Belakang
Dengan berlatar belakang pengusaha, yang berarti mengerti tingkat
kesulitan level masyarakat mayoritas, maka kita boleh berharap pasangan
Jokowi JK akan lebih mudah meresapi kesulitan dan kepentingan rakyat.
Saat itu terjadi maka akan jauh lebih mudah memberikan jalan keluar dari
hal tersebut dengan terlebih dahulu pasangan ini sudah tahu masalah2
tersebut.Jokowi dan JK memulai usaha dan masih eksis sampai sekarang.
Catatan tersedniri untuk bapak Jusuf Kalla, bahwa usaha beliau sudah
multi bisnis mulai yang "true business" sampai ke pendidikan dan yayasan
sosial sudah berjalan lebih dari 60 tahun, dengan landasan syariat
agama Islam yang beliau peluk , dan bahkan didalam Buku kesepakatan
Kerja antara perusahaan beliau dengan karyawan secara eksplicit
disebutkan bahwa landasan bekerja kami adalah aturan agama yang kental.
Ini sekaligus jawaban atas banyaknya kampanye negatid pihak2 yang
mempertanyakan niat pasangan No 2 ini, seperti kolom agama dalam KTP,
mengangkat menteri Agama dari golongan Islam minoritas, saya yakin ini
tidak akan terjadi.
4. Team Yang Mendukung
Saya
adalah pecandu intelegensia. Boleh dikatakan bahwa salah satu hal yang
membuat adrenalin saya berkobar adalah saat mengetahui ada orang
berbicara di depan saya dan dia lebih pintar/cerdas dari saya.
Kecerdasan bukan cuman masalah IQ (sorry bukan black campaign yah) ,
kecerdasan itu terdiri dari IQ, EQ dan SQ . Tidak perlu lagi saya
jelaskan, akan tetapi sosok Jokowi dan JK adalah sosok yang mumpuni
kecerdasannya, pun mereka yang berada di belakan pasangan ini. Sebut
saja, Anis Baswedan, Dahlan Iskan, Ibu Khofifah Indar Parawansa, Nusron
Wahid (Ketua Anshor) , Ganjar Pranowo, mereka adalah orang2 yang cerdas
bahkan sebelum merka terjun ke partai Politik (yang biasanya bikin orang
jadi oon heheh) . Coba tengok ke sebelah, ada kualitas ini tidak ?
Bukankah mereka di sebelah itu hanya terkenal karna kasus saja ?
Terkenal karena iklan saja, terkenal karena jadi timses saja ?
Dan karena Nobody is Perfect, maka pendukung ini harus kita lihat juga,
karena tidak mungkin hanya Jokowi JK berdua yang akan mengurusi bangsa
ini selanjutnya (Insya Allah) tapi as a team. So, mengapa saya memilih
No 2 Jokowi JK ? Salah satunya adalah orang yang terlibat dibelakang
mereka.
5. Karena Saya Tidak Memilih No. 1
Tidaklah
adil sepertinya kalau saya hanya memberikan argumen mengapa saya memilih
No.2 tanpa saya tidak berargumen mengapa saya tidak memilih no.1. Insya
Allah ini bukan gibah, kata teman2 pendukung No 1 mereka tidak
ber-gibah melainkan memberikan pencerahan dan panduan agar tidak berbuat
kesalahan tanggal 9 Juli minggu depan.
Baiklah ini pencerahannya :
1. No.1, mengusung kandidat Presiden yang berlatar belakang militer
dan secara konstitusi militer punya masalah dengan HAM. Anda boleh
berteriak, mencaci, atau pun berkelit memberikan dokumen, tapi apapun
itu, adalah konstitusi militer Indonesia sendiri dengan sepengetahuan
Presiden aktif yang mengeluarkan Surat Pengunduran/Penon-Aktifan
(whatever) terkait SubOrdinate Action tersebut. Saya tidak mungkin
memilih presiden dengan latyar seperti ini .
2. Saya tidak
suka (pribadi nih) pemimpin yang berbicara besar, seperti teriak
bentak-membentak. So saya tidak memilih “dia”. Most genius man ever was a
silence man.
3. Ca-Wapres yang diusung orangnya cerdas, tapi
tidak konsisten. Bicara mengenai hukun, bisa dengan lantang “ Jangan
tajam kebawah tumpul keatas “ tapi tersandung hal sama di keluarganya.
Bagaimana saya bisa memberikan amanah ke orang ini ?
4. Dalam
debat Pasangan no1 ini selalu berbicara masalah global masalah ide, tapi
tidak pernah bicara solusi langsung. Berarti memang mereka berfikir
besar. Akan tetapi dengan berfikir besar, maka yang akan menjalankan
practical solution nantinya adalah team nya .. nah lo …. team mereka
sayangnya adalah sekelompok praktisi politik dengan gerbong partai yang
punya kepentingan “bersama”. Sebut saja, hampir sebagian besar terkait
dengan KPK, hampir semua punya permasalahan yang sama terhadap hukum,
dan mostly bagi saya mereka memilih No 1 hanya karena kepentingan
pribadi dan politik. Mereka adalah kumpulan pejabat dan politikus
bergaya sama dengan kata2 saya diawal tulisan ini. Jadi pasti saya tidak
ikut lah dengan No 1 ini.
5. Para timses mereka di dunia maya
hanya mengangkat negatif dan black campaign. Tidak creative, bahkan
sayangnya membawa-bawa agama, Tuhan dan segala atribut religius untuk
mengangkat derajat kelompoknya dan menistakan lawan politik. Ini yang
membuat saya ill-feel dan muak.
Jadi, tentukan pilihan Anda, Saya Sudah, dan Saya Pilih Jokowi – JK , No 2 untuk Indonesia Hebat dan bermartabat !
Razmal Djamal